Selasa, 19 April 2016

Amankah Atap Baja Ringan?

Amankah Atap Baja Ringan?


Akhir-akhir ini Anda mungkin sering mendengar berita tentang ambruknya atap bangunan yang menggunakan rangka atap baja ringan seperti pada kasus yang menimpa SDN 03 Rawamangun, Jakarta. Anda tentu menjadi khawatir dan waswas bila tiba-tiba atap rumah ambruk dan memakan korban Anda sekeluarga yang tinggal di dalamnya. Apakah penyebabnya karena kualitas baja ringan yang kurang baik sehingga tidak kuat menahan beban genteng atau pemasangannya yang tidak benar ataukah faktor lainnya?
Sebenarnya rangka atap baja ringan merupakan jawaban dari permasalahan rumah di daerah tropis yang cenderung lembab sehingga menyebabkan lapuk pada kayu dan gangguan rayap. Baja ringan saat ini juga semakin populer dan semakin banyak merk yang tersedia di pasaran. Di satu sisi, jumlah merk yang banyak itu membuat konsumen bisa bebas memilih mana yang dianggap paling cocok dengan kebutuhan ataupun dana yang tersedia. Tetapi di sisi lain, banyaknya merk tersebut juga mengakibatkan terjadinya “perang harga” yang bisa merugikan konsumen. Mengapa? Karena sudah banyak penjual rangka atap baja ringan yang menurunkan standar kualitasnya agar harganya menjadi “miring”. Penurunan standar kualitas itu tentu saja sangat membahayakan.
Sebelum mengurai penyebab runtuhnya rangka atap baja ringan, ada baiknya dibahas apa kelebihan baja ringan sehingga semakin diminati dan tentu kekurangannya.Beberapa kelebihan penggunaan rangka atap baja ringan adalah mudah diaplikasikan pada berbagai macam bentuk sayap. Selain itu rangka baja ringan dibuat dengan sistem prefabrikasi dengan mesin sehingga lebih cepat dan tidak terganggu oleh faktor cuaca sehingga lebih efektif dan efisien. Lagipula. baja ringan bersifat tidak membesarkan api. Sementara kekurangannya adalah rangka baja ringan hanya bisa dipasang oleh orang yang sudah ahli atau berpengalaman memasang karena rangka atap baja ringan telah dihitung tiga dimensi secara struktural sehingga jika terdapat sedikit kesalahan pada pemasangannya akan dapat berakibat fatal.
Kasus sering robohnya rangka atap baja ringan terutama yang menimpa bangunan sekolah sungguh menyedihkan apalagi bila menimpa siswa-siswi yang sedang belajar . Ada enam penyebab penting robohnya seperti yang dituturkan oleh Mukoddas Syuhada dalam tulisannya Kegagalan Bangunan dan Kegagalan Konstruksi:
  1. Kesalahan perencanaan. Bisa karena perencananya kurang kompeten atau gambar perencanaannya kurang detil dan lengkap.
  2. Kesalahan pelaksanaan. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perencanaan.
  3. Ketentuan proyek yang tidak jelas. Kurangnya komunikasi antara pemilik dan pengembang akan menyebabkan berbedanya ekpektasi pemilik awalnya dengan yang dihasilkan.
  4. Lokasi yang berisiko. Daerah rawan gempa, longsor atau angin kencang bila tidak dilakukan perhitungan dengan tepat akan menyebabkan bangunan ambruk.
  5. Material yang tidak bermutu. Baja ringan yang tidak memenuhi spesifikasi teknis dan beban yang ditahan bisa menyebabkan pula atap ambruk.
  6. Kesalahan pemakaian. Beban yang tidak sesuai dengan rencana dan fungsinya bisa menyebabkan ambruknya atap.
Oleh sebab itu, dalam memasang baja ringan yang baik dan benar, perlu diperhatikan beberapa hal yang berperan penting untuk mencegah terjadinya kasus ambruknya rangka atap baja ringan:
  1. Baja ringan yang digunakan harus bermutu baja G550 dengan coating zincalume yang lebih tahan karat dengan kadar AZ100. Kalaupun galvanis harus dengan kadar Z200.
  2. Gunakanlah tenaga yang ahli dengan minimum pengalaman 2 tahun atau lebih atau telah mengerjakan minimal 50 atap rumah. Hal ini mengurangi kecerobohan pemasangan yang sering terjadi pada tenaga yang amatir.
  3. Jarak kuda-kuda yang baik umumnya antara 1.2 – 1.3 meter.
  4. Ketebalan rangka baja ringan. Bila rentangan bebasnya berkisar 1 – 8 meter maka tebal baja ringan 0.75 mm masih baik. Untuk rentangan bebas di atas 8 meter, harus dipergunakan baja ringan dengan ketebalan 0,9 – 1mm untuk rangka utamanya. Sementara untuk reng pergunakanlah ketebalan minimal 0.45mm
  5. Jarak antara penunjang untuk rangka atas maksimal 1,8 meter untuk genteng beton dan keramik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar